Wednesday, October 18, 2006

Setetes Air Jiwa Yang Menguap

Tersiksa dalam Perpisahan

Aura jiwa
Yang tidak lagi mendua
Jiwa yang tak lagi melebur
Melahirkan nuansa kesedihan


Jiwa yang satu
Pergi meninggalkan
Jiwa yang lain
Terpisah dalam keterpaksaan

Larut dalam
Suasana kesedihan
Membelenggu
Dalam kebisuan

Suasana batin
Haru dalam ketidak-berduan
Suasana hampa
Terasa, menyayat

Kerinduan
Berubah
Dalam taman kehampaan
Melintasi lubuk hati

Jiwa yang menangis
Terceraikan dari
Jiwa yang lain

Membasahi relung kesedihan
Aura tubuh memudar
Dalam kasih sayang
Yang mulai terputus dan berceceran

Jiwa yang dalam genggaman kesedihan
Jiwa yang tak dapat berkata-kata
Jiwa yang merana
Jiwa yang tersiksa
Jiwa yang terpisahkan

Tergenang
Dalam lautan kebingungan
Pasrah dalam keterpaksaan.
Menanti Sebuah Jawaban

Hembusan angin
membelai tubuhku
suasana hati diliputi pertanyaan-pertanyaan
seiring ombak memukul perahuku

Di tengah lautan penantian
Suasana jiwa yang terombang-ambing
Ombak lautan kecemasan
Menenggelamkan perahu jiwaku

Tidak semudah menyeberangi lautan
Dalam menanti sebuah jawaban
Lautan cinta yang begitu luas tak bertepi
Jiwaku terjebak

Entah sampai kapan
Perahu cintaku menepi dan berlabuh
Di dermaga cinta yang kunantikan


Laut Cina Selatan
7 April 06, Bobby (Anak Rantau)



Cinta Yang Tak Kunjung Menghampiri

Embun pagi menyelinap
Dalam jiwa yang penasaran
Jiwa yang menanti

Suasana pagi
Dalam keheningan
Kicauan burung-burung mewarnai
Menyambut mentari pagi

Sementara itu ........................

Jiwa dalam kekisruhan
Tak terjamah ketenangan
Penantian aroma cinta




Untuk memahami
Apa makna sebuah penantian
Dalam cinta
Yang tak kunjung menghampiri.


Sandai, Selasa pagi
11 Juli 06, Bobby (Anak Rantau)


Aku Ingin Cinta

Jiwa yang resah
Jiwa yang gelisah
Jiwa yang merana

Menginginkan.........
Setetes air cinta yang murni
Dari si Pencinta

Jiwa yang hampa
Jiwa yang menunggu
Jiwa yang diselimuti penantian

Merana dalam penantian
Membisu dalam kehampaan
Menangis dalam kebingungan

Aku ingin cinta..........

Sandai, Rabu Pagi,
12 Juli 06, Bobby (Anak Rantau)



Cinta Yang Merusak Cinta

Diri yang terluka
Diri yang sakit
Menahan dalam tangisan

Diri ini mencintai
Larut dalam cinta
Melupakan diriku sendiri
Dalam embun cinta yang melebur

Cinta yang telah menjadi cinta
Cinta yang selalau mencintai
Menyatu dalam cinta

Tapi kenapa?
Cintaku dinodai

Kenapa?
Cinta yang murni dirusak........

Kenapa....................

Diri yang terluka
Diri yang disakiti
Merintih dalam tangisan.

Sandai, Minggu Pagi
23 Juli 06, Bobby (Anak Rantau)



Kematian dan Kehidupan

Hidup bukan hidup
Mati bukan juga mati

Hidup adalah mati
Mati adalah hidup

Hidup bukan sekedar kematian
Hidup adalah sensasi dari kematian

Mati bukan sekedar kematian
Mati adalah sensasi dari kehidupan

Kematian dan kehidupan
Hanyalah sebuah sensasi
Dalam suasana ketidak-nyataan

Sandai, Pagi Pekat
24 Juli 06, Bobby (Anak Rantau)